Rabu, 29 April 2020

Kerajaan Kutai

 sumber sejarah yang dapat menjelaskannya Kerajaan Kutai

Bicara  soal  perkembangan  Kerajaan  Kutai,  tidak  lepas  dari  sosok  Raja  Mulawarman.  Kerajaan  Kutai  ini  dipandang  sebagai  kerajaan   Hindu - Buddha   yang   pertama   di   Indonesia.   Kerajaan  Kutai  diperkirakan  terletak  di  daerah  Muarakaman  di  tepi  Sungai  Mahakam, Kalimantan Timur. Sungai Mahakam merupakan sungai yang  cukup  besar  dan  memiliki  beberapa  anak  sungai.
Daerah  di  sekitar  tempat  pertemuan  antara  Sungai  Mahakam  dengan  anak  sungainya  diperkirakan  merupakan  letak  Muarakaman  dahulu.  Sungai  Mahakam  dapat  dilayari  dari  pantai  sampai  masuk  ke  Muarakaman,  sehingga  baik  untuk  perdagangan.  Inilah  posisi  yang  sangat  menguntungkan  untuk  meningkatkan  perekonomian  masyarakat.
Untuk   memahami   perkembangan   Kerajaan   Kutai   itu,   tentu   memerlukan   sumber sejarah yang dapat menjelaskannya. Sumber  sejarah  Kutai  yang  utama  adalah  prasasti  yang  disebut  yupa,  yaitu  berupa  batu   bertulis.   Yupa   juga   sebagai   tugu   peringatan  dari  upacara  kurban.  Yupa  ini  dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Prasasti Yupa ditulis dengan huruf   pallawa   dan   bahasa   sanskerta.   Dengan melihat bentuk hurufnya, para ahli berpendapat  bahwa  yupa  dibuat  sekitar  abad ke-5 M.
Hal   menarik   dalam   prasasti   itu   adalah   disebutkannya   nama   kakek   Mulawarman   yang   bernama   Kudungga.   Kudungga   berarti   penguasa   lokal   yang   setelah   terkena   pengaruh   Hindu-Buddha   daerahnya    berubah    menjadi    kerajaan.    Walaupun    sudah    mendapat    pengaruh    Hindu-Buddha  namanya  tetap  Kudungga  berbeda  dengan  puteranya  yang  bernama  Aswawarman  dan  cucunya  yang  bernama  Mulawarman. Oleh karena itu yang terkenal sebagai  wamsakerta  adalah  Aswawarman.  
Satu   di   antara   yupa   itu   memberi  informasi  penting  tentang  silsilah  Raja   Mulawarman. Diterangkan  bahwa   Kudungga  mempunyai  putra  bernama   Aswawarman. Raja Aswawarman dikatakan seperti  Dewa  Ansuman  (Dewa  Matahari).  Aswawarman mempunyai tiga anak, tetapi yang  terkenal  adalah  Mulawarman.
Raja  Mulawarman  dikatakan  sebagai  raja  yang  terbesar di Kutai. Ia pemeluk agama Hindu-Siwa yang setia. Tempat sucinya dinamakan Waprakeswara. Ia juga dikenal sebagai raja yang sangat dekat dengan kaum brahmana dan   rakyat.  
Raja   Mulawarman    sangat    dermawan.  Ia  mengadakan  kurban  emas  dan  20.000  ekor  lembu  untuk para brahmana. Oleh karena itu, sebagai rasa terima kasih dan peringatan mengenai upacara kurban, para brahmana mendirikan sebuah yupa.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kutai mengalami zaman keemasan. Kehidupan ekonomi pun mengalami perkembangan. Kutai terletak di tepi sungai, sehingga masyarakatnya melakukan pertanian. Selain itu, mereka banyak yang melakukan perdagangan. Bahkan diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang dengan luar. Jalur perdagangan internasional dari India melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan sampai
di Cina. Dalam pelayarannya dimungkinkan para pedagang itu singgah terlebih dahulu di Kutai. Dengan demikian, Kutai semakin ramai dan rakyat hidup makmur.Satu di antara yupa di Kerajaan Kutai berisi keterangan yang artinya:“Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang sangat suci (bernama) Waprakeswara”.